Nusantara, wajahnya tak lepas dari siapa-siapa yang pernah datang, lalu pergi, dan atau singgah, juga membaur. Hal-hal inilah, memunculkan keunikan-keunikan yang memiliki nilai, dan patut kita jelajahi.
Pantai Utara Jawa, pada sejarahnya merupakan pelabuhan yang 'hidup' akan banyak aktivitas terutama perdagangan. Bangsa-bangsa pedagang dari China, India, Arab, dan Eropa tentunya diterima dengan ramah oleh para pedangang pribumi. Menurut Munandar (2011), sejarah Lasem sangat terkait dengan Kitab Carita (Sejarah) Lasem (CSL) dan kitab Sabda
Badra-Santi (SBS), namun uraian isi kitab CSL berbeda dengan uraian SBS.Jadi terdapat
aspek-aspek sejarah perkembangan Islam, agama Hindu zaman Majapahit,
agama orang Cina perantauan yang pada waktu itu datang, agama
orang-orang Campa, serta agama Buddha yang akhirnya tetap bertahan di
wilayah Lasem (Munandar, 2011).
Bangsa Eropa yang terkenal mengukir sejarah pembangunan di wilayah ini adalah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Daendels disebut-sebut sebagai 'bapak infrastruktur' karena berhasil membangun Jalan Raya Pos (Grote Postweg) yang hingga hari ini menjadi infrastruktur transportasi utara Jawa. Sejarah Islam yang terukir di sini adalah Jejak Sunan Bonang di 3km ke Utara Lasem. Di desa yang terkenal dengan sebutan Desa Bonang ini terdapat rumah, masjid, makam dan petilasan (semacam
tempat khalwat) beliau. Makam istri sunan bonang keturunan Cina (putri
campa) juga dapat ditelusuri jejaknya.
Namun, bangsa pedagang yang paling berpengaruh dalam menjadikan identitas kuat Lasem adalah Bangsa Cina. Kami sangat berani mengatakan bahwa Lasem adalah sebuah China Town yang unik. Jalan Eyang Sambu, merupakan sebuah pojok Pecinan di kota ini. Gaya Arsitektur Cina sangat gamblang berdiri kokoh, tembok
putih setinggi 3-4 meter dan gaya pintu khas cina menciptakan
perkampungan pecinan yang sangat teduh, terlebih ditambah kehangatan penduduknya yang membaur lembut tanpa sekat. Tiga buah klenteng
sbg bukti eksisitensi kebudayaan Cina yang menonjol. Sumber sejarah menyebutkan, jejak kedatangan pedagang Cina di Lasem termasuk yang tertua memasuki Jawa (14 masehi), sebelum kedatangan bangsa Eropa di abad ke 16M.
Klenteng Lasem
Tentunya, Siapa Hendak Turut ingin mengajak para pencinta perjalanan Nusantara ikut membaur dalam kemeriahan Cap Go Meh di Ranah Pecinan Lasem. Cap Go Meh adalah hari raya yang melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa
perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia.
Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti, rangkaian terakhir perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari. Pesta taun baru biasanya diiringi dengan arak-arakan barongsai. Akan Jatuh pada tgl 24 Februari 2013.
Kuliner lasem : Sate Srepeh, Lontong Tuyuhan
Kampung Batik Lasem
Selain itu Lasem memiliki daya tarik pada batik yang memiliki corak darah ayam yang konon tidak dapat ditiru pebatik dari daerah manapun. Memanjakan lidah dengan Urap Latoh, Sate Srepeh, Lontong Cap Gomeh, Lontong Tuyuhan, Kopi Lasem, Dumbreg, Es Limun Kawista, Kue Satru, dan Syrup Frambos yang dijamin memuaskan.
*******************************************************************
Pada kesempatan ini, Siapa Hendak Turut mengadakan sebuah trip edukasi (Event) Lasem : Mangkuk Sejarah di Ranah Pesisir tanggal 23 dan 24 Februari 2013. Perjalanan ini dijamin akan memperkaya pengetahuan mengenai ranah-ranah Nusantara bermuatan akulturasi budaya. Dengan Juklak sebagai berikut:
Sabtu 23 Februari 2013
07.00 Meeting Point di Terminal Terboyo Semarang
08.00 Berangkat menuju Lasem
13.00-13.30 Sampai Di Rembang Makan Siang
14.30 - 15.00 Sampai di Lasem, menuju penginapan
15.00 - 18.00 Istirahat ( ISHOMA )
15.00 - 18.00 Istirahat ( ISHOMA )
18.00-19.30 Menyusuri Jalur Candu Sungai Bagan
19.30-22.00 Makan Malam sambil susur kota tua
22.30 Istrirahat
Minggu, 24 Februari 2013
04.00-04.30 Bangun, bersiap untuk Sholat Subuh di Desa Bonang, bagi yg Non Muslim bisa ikut utk sekedar edukasi Sejarah -Snack
04.30 Kultum dan dimulai edukasi ttg Sejarah Islam di Lasem
06.00 Sarapan sambil menikmati kopi Lelet Khas Lasem+Edukasi Kuliner
06.45 Kembali ke Pecinan
07.30 Edukasi tentang Pecinan rembang, dan Cap Go Meh
08.00-12.00 Menikmati suasana Cap Go Meh
12.00-12.30 makan Siang
12.30 Kembali Ke Semarang
18.30 Estimasi sampai Semarang untuk kembali ke tempat masing-masing
Biaya Rp. 400.000,- Sudah termasuk :
1. Transport Minibus Yogya (bagi Peserta dari yogya)-Semarang-Lasem pp
2. Makan 4 kali.
3. Penginapan selama di Lasem
4. Wisata
5. Retribusi
6. Guide
7. Asuransi (Semarang-Lasem-Semarang)
8. Sertifikat
Untuk biaya transport dari kota asal, Misal. Bandung, Jakarta, Cirebon, Surabaya, dll. TIDAK TERMASUK biaya di atas.Pembayaran Uang Muka Rp. 200.000 paling lambat 16 Februari 2013. Bagi yang berhasil membawa rombongan sebanyak 15 orang ( 16 termasuk yang membawa) akan diberikan reward khusus, dengan catatan : 15 orang lainnya sudah membayar uang muka. Maka reward akan diberikan, setelah konfirmasi pembayaran pada salah 1 kontak di bawah.
KONTAK HUBUNGI :
Mae 085722965797 - Pin 26A4374D- Untuk Administrasi Jakarta, Jabar, dan wilayah di luar Jateng-Jogja-Jatim.
Michelle 085642075321 - Administrasi Jateng-Jogja-Jatim.
Tata Cara:
1. Konfirmasi nama panjang, nama panggilan, sex, umur, no hp, email, asal peserta ke siapa.hendak.turut@gmail.com
2. Konfirmasi ke contact person yang tersedia
3. DP ke rekening BCA/Mandiri * konfirm lebih lanjut melalui sms* sebesar 200.000 rupiah.
4. Konfirmasi apabila sudah transfer
5. Pelunasan di semarang, apabila tidak hadir maka DP hangus.
1. Konfirmasi nama panjang, nama panggilan, sex, umur, no hp, email, asal peserta ke siapa.hendak.turut@gmail.com
2. Konfirmasi ke contact person yang tersedia
3. DP ke rekening BCA/Mandiri * konfirm lebih lanjut melalui sms* sebesar 200.000 rupiah.
4. Konfirmasi apabila sudah transfer
5. Pelunasan di semarang, apabila tidak hadir maka DP hangus.