Minggu, 27 Januari 2013

(Event) Lasem : Mangkuk Sejarah di Ranah Pesisir-23-24 Februari 2013


Nusantara, wajahnya tak lepas dari siapa-siapa yang pernah datang, lalu pergi, dan atau singgah, juga membaur. Hal-hal inilah,  memunculkan keunikan-keunikan yang memiliki nilai, dan patut kita jelajahi. 

Pantai Utara Jawa, pada sejarahnya merupakan pelabuhan yang 'hidup' akan banyak aktivitas terutama perdagangan. Bangsa-bangsa pedagang dari China, India, Arab, dan Eropa tentunya diterima dengan ramah oleh para pedangang pribumi. Menurut Munandar (2011), sejarah Lasem sangat terkait dengan Kitab Carita (Sejarah) Lasem (CSL) dan  kitab Sabda Badra-Santi (SBS), namun uraian isi kitab CSL berbeda dengan uraian SBS.Jadi terdapat aspek-aspek sejarah perkembangan Islam, agama Hindu zaman Majapahit, agama orang Cina perantauan yang pada waktu itu datang, agama orang-orang Campa, serta agama Buddha yang akhirnya tetap bertahan di wilayah Lasem (Munandar, 2011).

 Bangsa Eropa yang terkenal mengukir sejarah pembangunan di wilayah ini adalah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Daendels disebut-sebut sebagai 'bapak infrastruktur' karena berhasil membangun Jalan Raya Pos (Grote Postweg) yang hingga hari ini menjadi infrastruktur transportasi utara Jawa. Sejarah Islam yang terukir di sini adalah Jejak Sunan Bonang di 3km ke Utara Lasem. Di desa yang terkenal dengan sebutan Desa Bonang ini terdapat rumah, masjid, makam dan petilasan (semacam tempat khalwat) beliau. Makam istri sunan bonang keturunan Cina (putri campa) juga dapat ditelusuri jejaknya. 

Namun, bangsa pedagang yang paling berpengaruh dalam menjadikan identitas kuat Lasem adalah Bangsa Cina. Kami sangat berani mengatakan bahwa Lasem adalah sebuah China Town yang unik. Jalan Eyang Sambu, merupakan sebuah pojok Pecinan di kota ini. Gaya Arsitektur Cina sangat gamblang berdiri kokoh, tembok putih setinggi 3-4 meter dan gaya pintu khas cina menciptakan perkampungan pecinan yang sangat teduh, terlebih ditambah kehangatan penduduknya yang membaur lembut tanpa sekat. Tiga buah klenteng sbg bukti eksisitensi kebudayaan Cina yang menonjol. Sumber sejarah menyebutkan,  jejak kedatangan pedagang Cina di Lasem termasuk yang tertua memasuki Jawa (14 masehi), sebelum kedatangan bangsa Eropa di abad ke 16M. 

Klenteng Lasem

Tentunya, Siapa Hendak Turut ingin mengajak para pencinta perjalanan Nusantara ikut membaur dalam kemeriahan Cap Go Meh di Ranah Pecinan Lasem. Cap Go Meh adalah hari raya yang melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti,  rangkaian terakhir perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari. Pesta taun baru biasanya diiringi dengan arak-arakan barongsai. Akan Jatuh pada tgl 24 Februari 2013. 

 Kuliner lasem : Sate Srepeh, Lontong Tuyuhan 

Kampung Batik Lasem


Selain itu Lasem memiliki daya tarik pada batik yang memiliki corak darah ayam yang konon tidak dapat ditiru pebatik dari daerah manapun. Memanjakan lidah dengan Urap Latoh, Sate Srepeh, Lontong Cap Gomeh, Lontong Tuyuhan, Kopi Lasem, Dumbreg, Es Limun Kawista, Kue Satru, dan Syrup Frambos yang dijamin memuaskan.

*******************************************************************

Pada kesempatan ini, Siapa Hendak Turut mengadakan sebuah trip edukasi (Event) Lasem : Mangkuk Sejarah di Ranah Pesisir tanggal 23 dan 24 Februari 2013. Perjalanan ini dijamin akan memperkaya pengetahuan mengenai ranah-ranah Nusantara bermuatan akulturasi budaya. Dengan Juklak sebagai berikut: 

Sabtu 23 Februari 2013 

07.00 Meeting Point di Terminal Terboyo Semarang 

08.00 Berangkat menuju Lasem 

13.00-13.30 Sampai Di Rembang Makan Siang

14.30 - 15.00 Sampai di Lasem, menuju penginapan

15.00 - 18.00 Istirahat ( ISHOMA )

18.00-19.30 Menyusuri Jalur Candu Sungai Bagan 

19.30-22.00 Makan Malam sambil susur kota tua 

 22.30 Istrirahat 

Minggu,  24 Februari 2013 

04.00-04.30 Bangun, bersiap untuk Sholat Subuh di Desa Bonang, bagi yg Non Muslim bisa ikut utk sekedar edukasi Sejarah -Snack

04.30 Kultum dan dimulai edukasi ttg Sejarah Islam di Lasem 

06.00 Sarapan sambil menikmati kopi Lelet Khas Lasem+Edukasi Kuliner 

06.45 Kembali ke Pecinan 

07.30 Edukasi tentang Pecinan rembang, dan Cap Go Meh 

08.00-12.00 Menikmati suasana Cap Go Meh 

12.00-12.30 makan Siang 

12.30 Kembali Ke Semarang 

18.30 Estimasi sampai Semarang  untuk kembali ke tempat masing-masing 


Biaya Rp. 400.000,- Sudah termasuk : 

1. Transport Minibus Yogya (bagi Peserta dari yogya)-Semarang-Lasem pp 
2. Makan 4 kali. 
3. Penginapan selama di Lasem
4. Wisata 
5. Retribusi 
6. Guide 
7. Asuransi (Semarang-Lasem-Semarang) 
8. Sertifikat 

Untuk biaya transport dari kota asal, Misal. Bandung, Jakarta, Cirebon, Surabaya, dll. TIDAK TERMASUK biaya di atas.Pembayaran Uang Muka Rp. 200.000 paling lambat 16 Februari 2013. Bagi yang berhasil membawa rombongan sebanyak 15 orang ( 16 termasuk yang membawa) akan diberikan reward khusus, dengan catatan : 15 orang lainnya sudah membayar uang muka. Maka reward akan diberikan, setelah konfirmasi pembayaran pada salah 1 kontak di bawah.


KONTAK HUBUNGI : 

Mae 085722965797 - Pin 26A4374D- Untuk Administrasi Jakarta, Jabar, dan wilayah di luar Jateng-Jogja-Jatim. 


Michelle 085642075321 -  Administrasi Jateng-Jogja-Jatim.


Tata Cara:
1. Konfirmasi nama panjang, nama panggilan, sex, umur, no hp, email, asal peserta ke siapa.hendak.turut@gmail.com
2. Konfirmasi ke contact person yang tersedia
3. DP ke rekening BCA/Mandiri * konfirm lebih lanjut melalui sms* sebesar 200.000 rupiah.
4. Konfirmasi apabila sudah transfer
5. Pelunasan di semarang, apabila tidak hadir maka DP hangus.